Sepenggal info - Miris melihat kondisi anak-anak kita yang sudah tidak mengenal apa itu arti dari sebuah kehilangan ? banyaknya kasus bullying yang merajarela bahkan mengakibatkan korbannya sampai meninggal dunia, hingga detik ini masih menjadi PR besar bagi kita dan negara. Kenapa hal itu bisa terjadi ? adilnya, kita tidak bisa menyalahkan hanya terhadap satu pihak saja, tentu banyak faktor yang menyebabkan terjadinya hal itu, salah satunya orang tua.
Kita semua tau bahwasanya perilaku bullying merupakan suatu bentuk agresi yang disengaja dan terorganisir, yang sering terjadi secara berulang dan bertujuan untuk menyakiti korban dalam bentuk verbal, fisik, maupun mental. Kondisi ini menunjukkan ketidakseimbangan kekuatan antara pelaku dan korban, serta dapat memunculkan dampak serius bagi kesejahteraan psikologis bahkan fisik korban.
Adanya perilaku agresif seperti bullying dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, termasuk faktor-faktor yang diterima, dipersepsikan, dan dimaknai oleh individu berdasarkan sikap dan keterampilan mereka. Individu kemudian menghubungkan faktor-faktor tersebut dengan situasi sosial di sekitar mereka dan mengekspresikannya dalam bentuk perilaku agresif. Salah satu faktor situasional yang signifikan dalam memicu perilaku agresi adalah pola asuh orang tua dan harga diri individu.
Pola asuh otoriter, yang cenderung menekankan pada ketaatan anak terhadap standar yang telah ditetapkan oleh orang tua serta menghukum dengan keras jika anak melanggarnya, dapat memunculkan karakteristik tertentu pada individu yang mampu mengarah pada keinginan untuk mengintimidasi orang lain. Pola asuh ini seringkali menekankan kontrol dan ketaatan, sehingga orang tua cenderung kurang responsif terhadap hak-hak dan kebutuhan anak, yang pada akhirnya dapat menyebabkan anak menjadi moody, tidak bahagia, cemas, dan mudah marah.
Penelitian oleh Olweus (2003) dan Ahmed serta Braithwaite (2004) menegaskan bahwa lingkungan keluarga, terutama faktor orang tua, memiliki pengaruh yang kuat dalam perkembangan perilaku bullying. Keluarga merupakan tempat utama bagi sosialisasi anak, sehingga pola pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua memegang peran kunci dalam membentuk perilaku anak.
Kesimpulannya, pola asuh otoriter yang menekankan pada ketaatan tanpa pertanyaan atau komentar dapat memicu terjadinya perilaku bullying pada anak. Orang tua yang menerapkan pola asuh ini cenderung kurang responsif terhadap kebutuhan anak, sehingga anak cenderung mengekspresikan perilaku yang agresif atau intimidatif terhadap orang lain, terutama di lingkungan sekolah.
Oleh karena itu, pemahaman yang lebih mendalam tentang pengaruh pola asuh orang tua dan harga diri terhadap perilaku bullying sangat penting untuk merancang strategi intervensi yang efektif dalam mencegah dan mengurangi kasus bullying di masyarakat.
Penulis: M. Fikran Pandya
This post was last modified on April 1, 2024 16:43
Sepenggalinfo - Toyota Innova Zenix Q Hybrid Modellista adalah pilihan terbaik di dunia otomotif. Mobil… Read More
Sebelum mengenal teori pembelajaran behavior, pastinya dari pembaca sudah tidak asing mendengarnya, terlebih lagi teori… Read More
Sepenggal info – Pernah dengar Shampoo tanpa garam? Atau jangan jangan kamu baru tahu bahwa… Read More
sepenggalinfo - Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 25… Read More
Sepenggalinfo - Tanah Papua, yang dikenal dengan kekayaan alamnya yang luar biasa, telah menjadi sasaran… Read More
Sepenggalinfo - Untuk menerapkan demokrasi ke dalam kehidupan manusia, ada tiga tahap: masyarakat, bangsa, dan… Read More
Anda sedang mengakses website sepenggalinfo.com dalam mode AMP , nikmati kecepatan akses hingga 10 X lebih cepat via smartphone Anda