Kurangnya Kesadaran memilih

sepenggal info

Bengkulu, Universitas Muhammadiyah Bengkulu.


kpu esamub

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Menurut wikipedia,Pemilihan umum (disebut Pemilu) adalah proses memilih orang untuk mengisi jabatan-jabatan politik tertentu.Jabatan-jabatan tersebut beraneka-ragam, mulai dari presiden, wakil rakyat di berbagai tingkat pemerintahan, sampai kepala desa. Pada konteks yang lebih luas, Pemilu dapat juga berarti proses mengisi jabatan-jabatan seperti ketua OSIS atau ketua kelas, walaupun untuk ini kata ‘pemilihan’ lebih sering digunakan.

Pemilu merupakan salah satu usaha untuk memengaruhi rakyat secara persuasif (tidak memaksa) dengan melakukan kegiatan retorika, hubungan publik, komunikasi massa, lobi dan lain-lain kegiatan. Meskipun agitasi dan propaganda di Negara demokrasi sangat dikecam, namun dalam kampanye pemilihan umum, teknik agitasi dan teknik propaganda banyak juga dipakaioleh para kandidat atau politikus selalu komunikator politik.

Dalam Pemilu, para pemilih dalam Pemilu juga disebut konstituen, dan kepada merekalah para peserta Pemilu menawarkan janji-janji dan program-programnya pada masa kampanye.Kampanye dilakukan selama waktu yang telah ditentukan, menjelang hari pemungutan suara.

Setelah pemungutan suara dilakukan, proses penghitungan dimulai.Pemenang Pemilu ditentukan oleh aturan main atau sistem penentuan pemenang yang sebelumnya telah ditetapkan dan disetujui oleh para peserta, dan disosialisasikan ke para pemilih. “

 

Begitu juga dengan pemilu yang kali ini di laksanakan oleh Panitia Pemilu ESAMUB yang bermaksud untuk mencari pemimpin baru dalam hima bahasa inggris,namun kurangnya kesadaran mahasiswa untuk menyalurkan suara mereka masih menjadi kendala dalam pemilihan ini,hal ini terbukti dengan 400 surat suara yang dicetak oleh KPU ESAMUB hanya ada 182 orang yang memilih. Itu artinya 218 orang mahasiswa bahasa inggris tidak menggunakan hak suara mereka dalam memilih ketua ESAMUB periode 2015 ini.

 

Berdasarkan pantauan Sepenggal Info,kurangnya minat mahasiswa bahasa inggris dalam memilih dikarenakan beberapa faktor, yang pertama adalah kurang gencarnya sosialisasi mengenai kapan pemilu akan dilaksanakan, mahasiswa bersikap masa bodoh terhadap nasib organisasi, dan rasa demokrasi yang masih rendah di dalam benak mahasiswa saat ini,padahal dengan berpartisipasi dalam kegiatan semacam ini dapat membuat mahasiswa lebih peka terhadap kegiatan-kegiatan politik yang saat ini sedang berlangsung.

 

” Kami sudah melakukan sosialisasi lewat media facebook,twitter, BBM, dan lewat pamflet agar mahasiswa berminat untuk datang memilih,namun minat dari mahasiswa masih kurang” ucap Sulianto Saputra pada saat dimintai keterangan mengenai hal ini. ( pjv )

 

Semoga pada tahun berikutnya mahasiswa akan sadar dan akan menggunakan hak suaranya dalam pemilu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

This site uses Akismet to reduce spam. Learn how your comment data is processed.