Sepenggal info – Iora merupakan organisasi atau forum kerja sama kawasan yang dideklarasikan di Mauritius pada bulan Maret 1997., dalam acara yang dilaksanakan di ruang rapat gedung rektorat Unib beberapa bulan yang lalui (24/03/2016, red ) membahas tentang Indonesia sebagai keketuaan dalam IORA. ,Keanggotaan Iora yang saat ini sudah bergabung 21 negara, yang anggotanya berbatasan langsung dengan Samudra Hindia, seperti Afrika Selatan, Australia, Bangladesh, Komoros, India, Indonesia, Iran, Kenya, Madagaskar, Malaysia, Mauritius, Mozambik, Oman, Seychelles, Singapura, Sri Lanka, Tanzania, Persatuan Emirat Arab dan Yaman. Selain itu, IORA juga memiliki 6 (enam) negara mitra wicara, yakni Tiongkok, Perancis, Mesir, Inggris, AS dan Jepang.
Ada pun ruang lingkup fokus kerjasama Iora tercantum dalam Perth Communique, yang terdiri dari Keselamatan dan Keamanan Maritim, fasilitasi Perdagangan dan Investasi, Manajemen Perikanan, Manajemen Risiko Bencana, Kerja Sama Akademis, Sains dan Teknologi, Promosi Pariwisata dan Pertukaran Kebudayaan.
Dalam kegiatan yang diisi dengan seminar dengan menghadirkan pembicara Heri Syarifudin, Kepala Pusat P2K2 Aspasaf, BPPK, Kemenlu RI, dengan membahas Kebijakan Poros Maritim dan Arti strategis Samudra Hindia, Dr. Hasan Pribadi, Ph.D, dekan Fisip Universitas Bengkulu yang membahas tentang Bengkulu Sebagai Salah Satu Penjuru Diplomasi Indonesia di Samudra Hindia, dan Ir. Zamdial Taaludin, MSc, yang membahas Optimalisasi pemanfaatan Laut di Kawasan Samudra Hindia dalam Perspektif Bengkulu.
Dalam Kesempatan tersebut hadir juga Riaz Januar Putra Saehu, Pejabat Direktorat KSI Aspasat, Kementrian Luar Negeri.
Menurut Riaz, IORA dapat dikatakan sebagai satu-satunya organisasi yang beranggotakan negara-negara di sub-kawasan Pasifik Barat Daya, Asia Tenggara, Asia Selatan, Timur Tengah hingga Pantai Timur Afrika.